Motivator Indonesia – Meskipun orang sudah sangat memahami pentingnya konten, beberapa keselahan sederhana masih dilakukan bahkan oleh orang-orang yang sudah sering berbicara didepan umum.

Nah berikut kami sampaikan Cara menyusun konten pidato yang baik atau 5 kesalah dalam membuat konten pidato :

1.Tidak Punya Tujuan Yang Jelas dan Spesifik

Bayangkan diri anda adalah seorang direktur dan ada seseorang yang tengah memberi presentasi didepan anda tentang gagasan terbarunya. Tetapi, orang itu terlalu banyak menyampaikan humor dan lelucon, sehingga terkensan tidak sungguh-sungguh. Apakah anda akan menanggapi gagasannya dengan serius? Kemungkinan besar tidak. Inilah yang marak terjadi, seseroang tidak memiliki tujuan yang jelas saat menyampaikan sesuatu. Apakah tujuannya menghibur, menjelaskan, menginspirasi, atau yang lain? Tidak ada strategi yang jelas untuk menyusun konten. Akibatnya, tujuan presentasi tidak tercapai.

2. Strukturnya Tidak Jelas, atau Bahkan Tanpa Struktur Sama Sekali

Pernahkah anda mendengarkan seseorang bicara, dan dua puluh sampai tiga puluh menit kemudian anda belum menangkap pesannya dan bertanya-tanya, sebenarnya ini arahnya ke mana ya? Kalau hal ini terjadi, kemungkinan besar pembicara tidak mempersiapkan materinya berdasrkan struktur konten yang jelas. Bahkan, beberapa pembicara yang saya temui sama sekali tidak memiliki struktur, akibatnya pembicaraannya berputar-putar. Audiens menjadi bingung, mengantuk, bosan, dan tidak menangkap pesan yang baik.

Baca juga : 7 Motivator Indonesia Paling Energik !

3. Tidak Menyesuaikan Konten Dengan Audiens

Beberapa pembicara sering kali menyampaikan materi tertentu secara umum tanpa menyesuaikannya dengan audiens yang datang. Contohnya, mereka menjelaskan dengan contoh-contoh dari dunia bisnis dan pekerjaaan sementar audiens mereka adalah siswa SMP, atau membawakan topik yang sangat serius padahal acaranya santai dan audiens berniat refreshing. Jadi yang dibawakan tidak nyambung. Padahal kunci sukses presentasi atau public speakinga dalah ketiaka audiens memahami pesan yang disampaikan.

4. Menggunakan Bahasa Dewa Kurang Melengkapi Dengan Contoh atau Ilustrasi Yang Membumi

Ini terkait juga dengan kesalahan nomor tiga, tidak menyesuaikan dengan audiens. Seorang pembicara bertaka anda samgant, memang tidak salah, tetapi semangat yang dimaksud itu seperti apa? pembicara sering kali berhenti di level ini dan ini namanaya bahasa dewa alis belum membumi. Untuk anda SD< semangat bisa diartikan mengerjakan PR setiap pulang sekaolah,. Bagi anak SMP, semangat bukan hanya itu, bisa jadi semangat mengikuti kegiatan ekstrakulikuler. Jadi jsangan berhenti di level abstrak. Berilah contoh konkret dan nyata yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.

5. Terlalu Banyak Materi Yang Ingin Anda Sampaikan Padahal Waktunya Sedikit

Setelah melakukan penelitian selama satu tahu, seseorang diminta memaparkan hasilnya dalam waktu lima belas sampai dua puluh menit. Yang biasanya terjadi adalah orang tersebut menemukan benyak sekali hal menarik selama penelitian yang ingin ia sampaikan. Ia merasa sayang jika harus membuang poin-poin tersebut, sehingga bukannya meringkas dan menyampaikan poin penting, ia berusaha memenuhi alokasi waktu dengan cara berbicara lebih cepat. ya, berbicara lebih cepat. Meskipun begitu, seringkali waktunya masih kurang. Materinya terlalu banyak, waktu yang tersedia terlalu sedikit. AKibatnya,, segudang materi yang berjejalan itu pun tidak bisa tersampaikan dengan baik pada audiens.

Nah itu tadi ulasan kesalahan dalam membuat konten pidato atau Cara membuat konten pidato yang baik.

Penulis

Heri Nuryanto
(Penulis di Motivator Indonesia Network)

 


Bigbi Inti

Bigbi Inti adalah perusahaan pengembangan SDM di Indonesia melalui metode TRAINING | COACHING | CONSULTING | SEMINAR | OUTBOUND dibawah naungan BIGBI GROUP | WA 0821 3432 3274

0 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Open chat
Salam Makjos !

Untuk hubungi kami via WA silahkan KLIK OPEN CHAT :)